Pages

Tuesday 10 January 2012

Hawa Nafsu


بِسْـــــــــمِ اَللّهِ الرّحْمن الرّحيم 

Post pada kali ini bercerita pula tentang perkara yang kelihatan seperti simple, tapi sebenarnya perkara inilah yang sedikit demi sedikit memakan diri sendiri kalau tidak berjaya dikawal dengan baik. Itulah dia 'si nafsu' yang sangat rakus.

Hawa nafsu adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu, baik berupa kebaikan atau keburukan. Setiap ayat Al-Qur'an yang menyebut tentang hawa nafsu, selalu dalam bentuk pencelaan, di samping mengingatkan agar kita tidak mengikuti dan cenderung kepadanya. 

Demikian halnya dengan Hadis Nabawi, jika berbicara mengenai hawa nafsu senantiasa mengatakannya sebagai hal yang tercela. Kecuali pada sebahagian hadis, misalnya sabda Rasulullah S.A.W., "Tidaklah beriman salah seorang dari kalian, sehingga hawa nafsunya tunduk terhadap apa yang aku bawa." 

Hawa nafsu adalah sesembahan selain Allah yang paling buruk. Nabi S.A.W bersabda, "Di kolong langit ini, tidak ada tuhan yang disembah yang lebih besar dalam pandangan Allah selain dari hawa nafsu yang dituruti." (HR. Ahmad) 

Yang demikian itu, kerana hawa nafsu mampu mengubah banyak jiwa manusia; daripada baik menjadi buruk, daripada adil menjadi zalim, daripada tauhid menjadi syirik, daripada lurus menjadi bengkok, dan daripada sunnah menjadi bid'ah. 

Oleh sebab itu, para ahli bid'ah disebut dengan 'hamba hawa nafsu'. 

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya, dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" 
(Al Jatsiyah: 23). 

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadikan pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahawa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya (daripada binatang ternak itu)." (Al Furqan: 43-44) 

Dalam Al Qur'an terkadang Allah Ta'ala mengumpamakan para ahli bid'ah dan yang selalu memperturutkan hawa nafsunya dengan anjing, keldai atau dengan binatang ternak. 

"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. 

Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan (darjatnya) dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dihulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menghulurkan lidahnya (juga). 

Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim." (Al A'raf : 175-177).

Di ayat lain Allah Ta'ala berfirman: "Seakan-akan mereka itu keldai liar yang lari terkejut, lari dari singa."(Al Mudatstsir: 50-51) 

Allah Ta'ala memperingatkan nabi-Nya Muhammad S.A.W. supaya tidak menuruti hawa nafsu orang-orang musyrik. 

Allah Ta'ala berfirman, "Maka kerana itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah : "Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil antara kamu sekalian." (Asy-Syura: 15) 

Juga agar tidak mengikuti hawa nafsu orang-orang yahudi dan nasrani. "Orang-orang yahudi dan nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." 

Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu." (Al Baqarah: 120) 

Selanjutnya Allah menjelaskan penyimpangan dan kebejatan orang-orang musyrik dalam firmanNya, 

"Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (yahudi dan nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka. Dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim." (Al-Baqarah: 145) 

Allah memerintahkan melalui kitab dan lisan RasulNya, agar kita menentukan hukum antara manusia dengan adil. Di samping memperingatkan kita agar tidak mengikuti hawa nafsu dengan cenderung kepada salah seorang yang berselisih secara tidak benar. 

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi kerana Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu kerana ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan."(An Nisa': 135) 

Allah memberitahukan bahawa mengikuti hawa nafsu akan menyesatkan seseorang dari jalanNya. 

"Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, maka ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah." (Shad :26) 

Kemudian Allah menjelaskan kesudahan orang-orang yang tersesat dari jalanNya, dengan firmanNya, "Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, kerana mereka melupakan hari perhitungan." (Shad: 26) 

Dalam Al Musnad dijelaskan bahawa Anas r.a. berkata, Rasul S.A.W. bersabda, "Ada tiga buah perkara yang membinasakan dan tiga perkara lain yang menyelamatkan. Adapun yang membinasakan iaitu; kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, dan 'ujub (bangga) terhadap diri sendiri. Sedangkan yang menyelamatkan iaitu bertakwa kepada Allah, baik dalam keadaan rahsia atau terang-terangan, adil ketika marah atau redha (senang) dan berlaku sederhana, baik ketika miskin atau kaya." 

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin menyebutkan, "Sesungguhnya orang yang mengikuti hawa nafsunya tidak berhak untuk ditaati, tidak boleh menjadi imam dan tidak boleh diikuti. Allah Ta'ala memecatnya dari imamah (kepemimpinan), serta melarang kita mentaatinya." 

Adapun pemecatannya dari imamah adalah berdasarkan firman Allah Ta'ala, "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia," 

Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: "JanjiKu ini tidak mengenai orang-orang yang zalim."(Al Baqarah:124) 

Dan setiap orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa diragukan lagi, ia adalah termasuk orang-orang yang zalim. Allah berfirman, "Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan." (Ar Ruum: 29)

Adapun larangan mentaati orang yang mengikuti hawa nafsu terdapat dalam firman Allah, "Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (Al Kahfi:28) 

Dalam kitab yang sama, Ibnul Qayyim berkata, "Sesungguhnya hawa nafsu itu adalah suatu larangan, yang dengannya sekeliling neraka Jahannam dikitari. Maka barang siapa terjerumus ke dalam hawa nafsu maka ia terjerumus ke dalam api Jahannam. 

Disebutkan dalam Shahihain, bahawasanya Rasul S.A.W. bersabda, "Syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang dibenci dan neraka itu dikelilingi dengan berbagai (nafsu) syahwat." 

Dalam sebuah hadis marfu' dari Abu Hurairah diriwayatkan, "Ketika Allah menciptakan syurga, Allah telah mengutus Jibril ke sana. 

Allah berfirman, "Lihatlah ke sana dan lihatlah apa-apa yang Aku sediakan untuk para penghuninya." Lalu Jibril mendatangi dan melihatnya, juga melihat apa yang disediakan Allah untuk para penghuninya, lalu ia berkata, "Demi kemuliaan dan keagunganMu, tidaklah salah seorang dari hambaMu mendengar tentang beritanya kecuali (akan) memasukinya." 

Kemudian Allah memerintahkannya (syurga) sehingga ia dikelilingi dengan hal-hal yang dibenci, lalu Allah berfirman kepada Jibril, "Kembalilah dan lihatlah syurga." lalu ia kembali dan melihat kepadanya, sedang ia telah dikelilingi dengan hal-hal yang dibenci, maka Jibril berkata, "Demi kemuliaan dan keagunganMu, sungguh aku takut tidak seorangpun akan memasukinya. 

Lalu Allah berfirman kepadanya, "Pergilah ke neraka dan lihatlah ia sekaligus apa yang Kusediakan untuk para penghuninya." 

Lalu Jibril datang melihat neraka dan apa yang disediakan untuk para penghuninya. Neraka itu sebahagiannya tersusun atas sebagian yang lain, ia lalu berkata, "Demi kemuliaan dan kebesaranMu, tidaklah seseorang mendengar tentangnya kemudian (mahu) memasukinya." 

Kemudian Allah menyuruhnya, lalu neraka itu dikelillingi dengan (nafsu) syahwat, lalu Allah berfirman kepada Jibril, "Kembali dan lihatlah padanya. " 

Kemudian Jibril kembali melihat neraka, lalu ia berkata, "Demi kemuliaan dan keagunganMu, sungguh aku takut tidak seorangpun akan selamat daripadanya." Imam Tirmidzi berkata, hadis ini adalah hasan sohih.

Ibnul Qayyim dalam soal keutamaan melawan hawa nafsu berkomentar, "Sesungguhnya melawan hawa nafsu bagi seorang hamba melahirkan suatu kekuatan di badan, hati dan lisannya." 

Sebagian salaf berkata, "Orang yang boleh mengalahkan nafsunya lebih kuat daripada orang yang menakluk sebuah kota dengan seorang diri." 

Dalam hadis sahih disebutkan, "Tidaklah orang yang kuat itu yang menang dalam bergulat, tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai hawa nafsunya ketika ia marah." 

Semoga Allah menjauhkan kita dari kesalahan, kealpaan dan cinta kepada hawa nafsu. Semoga pula Ia menjadikan kita di antara orang-orang yang takut dan bertakwa kepadaNya. Amin ....




Sumber : 
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia





2 comments:

  1. ssemoga Allah melindungi kita semua dari hawa nafsu yang menipu ok..! ^_^

    ReplyDelete
  2. amin, insyaallah. betul tu mie..kdg2, nafsu kita nie nampak benor nipunyer..hehe (^__^)

    mudah2an kita dpt kawal nafsu kta dgn baik..ok

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...